WELCOME TO E-Learning

Jumat, April 24, 2009

Artikel Minggu Ini


SEMANGAT LASKAR PELANGI

Pernahkah kalian menonton film Laskar Pelangi? Mungkin terlambat membicarakan film yang fenomenal setelah film Ayat-Ayat Cinta ini. Tapi tidak ada salahnya kalau kita mau mengkaji. Isi dari film tersebut.

Film yang diangkat dari Novel Andrea Hirata ini menceritakan tentang sebuah perjuangan dunia pendidikan di daerah terpencil. Ibu Muslimah dan pak Harfan yang mengabdi tanpa pamrih pada dunia pendidikan. Mereka bahu membahu mengajar di sekolah swasta yang sangat sederhana. Ironisnya sekolah tersebut berdampingan dengan sekolah Negeri yang keaadaanya jauh lebih baik.

Meskipun jumlah muridnya hanya 10 orang tanpa seragam dan berpenampilan apa adanya. Gurunya hanya 3 orang yang kemudian salah satu gurunya mengundurkan diri dan pindah ke sekolah Negeri dengan gaji yang lebih baik kemudian kepala sekolahnya meninggal dunia hingga tinggalah Ibu Muslimah sendiri berjuang untuk terus bisa meneruskan sekolah dan menunjukan semangat belajar yang tinggi.

Lintang,seorang anak nelayan dari pesisir pantai Belitung yang sudah tidak punya ibu lagi harus berpuluh puluh kilo meter mengayuh sepeda, belum lagi diperjalanan ia selalu dihadang seekor buaya yang berjemur melintang menghalangi jalan, sehingga setiap hari Lintang selalu terlambat sekolah.

Ikal,seorang anak pegawai perusahaan pemerintah yang punya sepatu satu-satunya yang ia pakai selama 6 tahun.

Mahar,seorang anak yang hobi mendengarkan radio dengan baterai yang tidak pernah diganti hanya dijemur setiap kali habis. Ia suka musik jazz, dock dan segala jenis yang berbau kebarat-baratan, namun pada akhirnya ia menyenangi musik irama melayu.

Tiga anak ini boleh dibilang sangat menonjol dibanding dengan ketujuh teman yang lainnya. Mereka punya kelebihan masing-masing. Lintang yang jenius dan jago berhitung hanya karena ia sering membaca koran bekas atau sesekali mencuri-curi membaca di tempat penjualan koran saat mengantar Ikal membeli kapur. Berbeda dengan sosok Mahar, ia mendapatkan pengetahuan dari mendengarkan berita BBC London di Radio butut yang selalu ia bawa kemanapun. Ia yang senang dengan dunia seni, juga percaya bahwa alam bisa memberikan sesuatu yang lebih baik dibanding dengan teknologi dan dunia modern. Sementara Ikal, seorang lelaki yang berperasaan halus bermimpi ingin mengunjungi Kota Paris hanya karena melihat gambar menara Eiffel di kotak pemberian A Ling, seorang perempuan cina penjual alat-alat tulis yang ia sukai.

Gambaran kesederhanaan kehidupan di film tersebut, mengingatkan saya pada keadaan di SMP PGRI Ciawigebang. Sekolah swasta yang berdampingan dengan Sekolah Negeri Berstandar Nasional. Disini, saya hanya ingin mengajak kepada seluruh komponen sekolah. Dari mulai siswa, penjaga, sekolah, Tata Usaha, guru, dan Kepala Sekolah marilah kita mengambil semangat Laskar Pelangi. Meski dengan segala keterbatasan, namun mampu menciptakan anak didik yang berkualitas seperti Lintang, Ikal dan Mahar yang mampu menciptakan mimpi mereka masing-masing.

Kalau kita mau membandingkan dengan keadaan pelajar zaman sekarang, Mereka yang tinggal dekat dengan sekolah, mempunyai fasilitas kendaraan yang melimpah. Nampak masih malas-malasan untuk pergi ke sekolah. Atau hanya karena terlambat sedikit, langsung memutuskan tidak pergi ke sekolah dan memilih bersenang-senang bermain Game atau nongkrong di terminal. Padahal bukankah, lebih terlambat dari pada tidak sama sekali ?

Semoga siswa-siswa SMP PGRI Ciawigebang setelah menonton atau minimal membaca artikel ini, menjadi malu terhadap tiga tokoh di film tersebut dan timbul semangat untuk tetap berjuang dalam belajar dan mengejar cita-cita. Meski penuh kesederhanaan tapi punya keinginan dan cita-cita yang tidak sesederhana orang kira. Ayo maju anak-anak SMP PGRI dengan semangat LASKAR PELANGI !!! ( Raff 250409)

3 komentar:

lha..da lah... mengatakan...

Hidup.... laskar Spegri.!

Anonim mengatakan...

Terus berprestasi walaupun banyak halang rintang dalam menimba ilmu....
Semangat..!!! Teruskan perjuangan para pahlawan pendidikan..!!!(www.opi_cute_kriwel@yahoo.com)

Asrizal Wahdan Wilsa mengatakan...

saya setuju dengan pendapat anda, sekolah dimanapun sama, hanya tergantung bagaimana menyikapinya, toh banyak PEJABAT yang berijazah PAKET C lebih berprestasi dari mereka yang tanpa paket C. terima kasih kembali telah berkunjung ke budak biologi blog.
salam admin budak biologi

TV Online